Dalam membina kehidupan berumah tangga, ada salah satu proses yang teramat penting yaitu proses pemilihan kawan hidup. Barang siapa mampu atau berhasil memilih kawan hidup yang baik, berarti ia telah dapat menentukan langkah penting dalam meraih kebahagiaan yang didambakannya.
Logis bila Islam mencanangkan kewaspadaan dalam memilih kawan hidup, karena hal tersebut demi kebahagiaan hidup manusia. Oleh karenanya didalam Islam juga ada ajaran atau tuntunan tentang memilih jodoh atau kawan hidup.
Jarak antara model pemilihan dengan tuntunan Islam merupakan parameter yang akurat terhadap tingkat keberhasilan atau kegagalan kehidupan suami isteri, Garis besarnya dalam tuntunan Islam adalah keharusan untuk saling mengenal antara kedua belah pihak.
Saling mengenal disini tidak hanya terbatas pada pengenalan postur dan rupa masing-masing saja, tetapi lebih jauh dari itu, kedua belah pihak juga harus mengenali kecenderungan, kejiwaan, persepsi dan cara berpikir calon pasangannya, sehingga masing-masing dapat mempertimbangkan secara matang dan sudah bisa menduga dapat tidaknya hidup bersama calon pasangannya dengan penuh kecocokan dan keserasian.
Standar paling penting untuk mencapai kecocokan dan kemantapan dalam hidup bersama adalah persamaan paham dan nilai, arah tujuan dan persepsi (pemikiran), tabiat dan watak, hobi dan kecenderungan, serta pandangan hidup secara umum.
Walaupun tidak disadari, unsur2 di atas telah mengisi kepentingan kedua belah pihak, sebab kebahagiaan dan kesejahteraan kehidupan suami isteri hanya dapat dicapai dengan adanya keseimbangan (kesetaraan), kecocokan (keserasian), dan keseiasekataan (seiring sejalan).
Listiana Advokat.
Referensi buku : “Sulitnya berumah tangga” oleh Muhammad Utsman Alkhasyt.
No comments:
Post a Comment